"Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat"
Kutipan terkenal itu adalah milik ilmuwan Thomas Alva Edison.
Ungkapan itu semakin terbukti dan ternyata ilmuwan-ilmuwan hebat itu muncul bukan karena sekedar JENIUS namun JERIH PAYAH, KERJA KERAS, KERJA ISTIQIMAH dan KERJA IKHLAS.
Indonesia memerlukan paling tidak 10,000 orang yang memiliki keahlian “advance In science and technology” sebagai persyaratan dasar sebuah bangsa untuk mengembangkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Sekarang ini baru sekitar 100 orang yang tercatat memiliki keahlian dibidang itu, padahal berdasarkan uji statistik rata rata terdapat seorang genius diantara setiap 10.000 orang di dunia.
Karena Indonesia berpenduduk 230 juta secara teoritis paling tidak seharusnya terdapat 230,000 orang jenius di Indonesia! Sebuah potensi besar untuk menemukan para ahli di bidang “Advance Science and Technology”.
Kejeniusan seseorang diukur tingkat IQ-nya yang minimal 140, dan tidak mempunyai korelasi dengan standard gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Jenius adalah sebuah bakat alam yang ada sejak dilahirkan. Masalahnya adalah sebagian terbesar anak-anak jenius ini tidak diolah, dilatih dan dididik secara proper. Jenius hanyalah potensi dasar.
Tujuan Sekolah Super
1. Memfasilitasi perkembangan kemampuan
yang hebat dari para anak-anak yang tergolong berbakat (jenius) untuk
menjadi ilmuwan yang luar biasa yang akan mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
2. Jumlah siswa per sekolah 1000 orang.
3. Siswa dipilih yang mempunyai
bakat dasar yang kuat/jenius (test IQ hanya menguji kemampuan bakat
bawaan saja).
Tahun Pertama
a. Fisika, Matematika, Kimia, Biologi level perguruan tinggi tahun pertama.
b. Musik : Piano/biola pengetahuan dasar (fokus pada musik-musik klasik yang membangkitkan kreatifitas), mengenal berbagai musik tradisional.
c. Budi Pekerti (tentang etika dalam
berbagai bidang, moral, tingkah laku, sikap dalam berhadapan dengan
orang, sikap bicara, sopan santun, sikap dalam presentasi, mengunjungi
penjara, mengunjungi suku terasing dsb)
d. Bahasa Inggris (fokus pada conversation
untuk dipakai di kelas II)
e. Bahasa Indonesia (fokus pada bagaimana
menulis karya ilmiah, menulis cerpen, mengenal karya sastra, membaca
cepat).
f. Art: painting, drawing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar